Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mengenal Kemasan Plastik

Pasti kita tidak asing lagi dengan pembungkus makanan dari bahan plastik. Tetapi, kita harus lebih teliti dalam memilih dan menggunakan kemasan plastik yang aman dan tidak membahayakan bagi kesehatan kita.
Sebagaimana kita tahu, bahwa bahan pengemas styrofoam atau polystyrene mampu mempertahankan panas atau dingin makanan sehingga disaat kita menyantap makanan tersebut masih enak untuk dinikmati. Selain itu, bahan pengemas tersebut juga praktis, mudah dipergunakan, mudah dibawa, dan juga harganya terjangkau. 
Tetapi selain memiliki nilai manfaat, bahan tersebut menyimpan bahaya bagi kesehatan. Karena, dalam bahan pembungkus ttersebut ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat benzen, yaitu suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh saluran pencernaan. Yang lebih bahaya lagi adalah, benzen tidak dapat dikeluarkan melalui feses maupun urine. Akibatnya, zat benzen semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak, yang pada akhirnya dapat memicu munculnya penyakit kanker. Bahkan beberapa lembaga dunia seperti World Health Organizations International Agency for Research on Cancer dan EPA (Environmental Protection Agency) telah mengkategorikan styrofoam sebagai bahan carsinogen (bahan penyebab kanker). Kelemahan dari bahan styrofoam yang dapat membahayakan kesehatan adalah bila terkena suhu tinggi maka pigmen styrofoam akan bermigrasi ke makanan. Misalnya, makanan yang baru saja digoreng ditempatkan diwadah tersebut maka suhu minyak yang tinggi akan menghasilkan kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang mudah larut dengan bahan dasar styrofoam, yaitu styrene.
Lalu, bagaimana dengan bahan polystyrene? Sebenarnya, menggunakan polystyrene aman, asal saja kita teliti dalam mencermati bagian bawah pembungkus makanan/minuman. Pada bagian bawah kemasan polystyrene, terdapat tanda pengenal plastik berbentuk segitiga, dimana di dalam segitiga tersebut terdapat angka, dan pada bagian bawah segitiga tercantum nama jenis plastik. Kode/Tanda ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat dan diadposi oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).  Tanda pengenal jenis plastik terbagi menjadi 7 kelompok dan 3 jenis tambahan, yaitu sebagai berikut:

1. PET/PETE (Polyethylene Terephthalate)

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya, serta tulisan PET atau PETE (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Pengemas jenis ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Bila terjadi sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada pengemas akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (yang dapat mengakibatkan kanker) dalam jangka panjang. Selain itu, Plastik PET juga berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan PET ataupun daur ulang plastik PET karena di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan Antimoni Trioksida, bahan ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasi senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami:
  • Iritasi kulit dan saluran pernapasan,
  • Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, jika melahirkan kemungkinan anak akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
Dan penting untuk diketahui, bahwa mayoritas bahan plstik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60%), di dalam pertekstikan PET biasa disebut dengan polyester dan  sebagai bahan dasar botol kemasan 30%. 
Tanda ini sering dijumpai pada botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang (seperti botol air minum mineral, botol jus, dan bisa dijumpai pada hampir semua botol minuman).
 
2. HDPE (High Density Polyethylene)

Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tercantum tulisan HDPE di bawah segitiga. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Selain itu, juga merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Biasanya dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dll.

3. V/PVC

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 ditengahnya, serta tercantum huruf V dibawah segitiga. V berarti PVC (Polyvinyl Chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit di daur ulang. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut, karena DEHA ini lumer pada suhu -15 derajat Celcius. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik botol pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati, dan mempengaruhi berat badan.


4. LDPE (Low Density Polyethylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 ditengahnya, serta tercantum tulisan LDPE dibawah segitiga. LDPE yaitu suatu plastik tipe coklat thermoplastic atau dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. LPDE sulit dihancurkan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE yaitu:
  • kuat,
  • agak tembus cahaya,
  • fleksibel dan permukaan agak berlemak,
  • pada suhu dibawah 60 derajat celcius sangat resisten terhadap senyawa kimia,
  • daya proyeksi terhadap uap air tergolong baik,
  • akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.


5. PP (Polypropylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 ditengahnya, serta tercantum tulisan PP dibawah segitiga. Karakteristiknya adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. PP lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis ini merupakan pilihan bahan plastik yang terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman (misal: tempat menyimpan makanan, botol minum, dan yang terpenting yaitu baik digunakan untuk botol minum bayi).




6. PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 ditengahnya, serta tercantum tulisan PS dibawah segitiga. PS ditemukan pada tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman secara tidak sengaja. Biasa digunakan sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. PS merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6 pada kemasan plastik, tapi jika tidak tertera bahan ini dapat dikenali dengan  cara dibakar (ini merupakan cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7. O (OTHER)

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tercantum tulisan OTHER dibawah segitiga. Untuk jenis plastik OTHER terdapat 4 jenis, yaitu:
  • SAN (Styrene Acrylonitrile),
  • ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene),
  • PC (Plycarbonate).
  • Nylon.
Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Kedua jenis plastik ini merupakan salah satu plastik yang sangat baik digunakan dalam kemasan makanan maupun minuman. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer,pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan untuk ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
Sedangkan PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum policarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Jenis PC dapat mengeluarkan bahan utamanya, yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom dalam ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan maupun minuman. Tetapi, ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microware, atau dituangi air mendidih atau air panas.

Dengan adanya informasi terkait jenis kemasan plastik diatas, diharapkan kita:
  • Cermat, teliti, dan bijak dalam menggunakan kemasan plastik, terutama untuk kode plastik 1, 3, 6, 7 (PC) karena memiliki bahaya secara kimiawi. Oleh karena itu, GUNAKAN SEKALI PAKAI.
  • Menggunakan kemasan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN dan ABS).
  • Selain itu, perlu mewaspadai dari penggunaan kemasan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik pada makanan.

Berikut ini beberapa tips aman dalam penggunaan kemasan plastik:
1. Bagi para orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk bayinya:
  • Pilih dan gunakan botol susu bayi yang berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5.
  • Gunakan cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5.
  • Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
  • Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 (PC)
  • Jika penggunaan plastik berbahan PC tidak dapat dicegah, jangan menyimpan air minum dan makanan dalam keadaan panas.
2. Hindari penggunaan botol palstik untuk menyimoan air minum (biasanya digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas), jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2) tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan, dan gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca.
3. Hindari memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
4. Hindari menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.
5. Mencoba untuk memulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan.
6.  Hindari penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan.
7. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
Yang terakhir adalah terapkan, sebarkan, dan ajaklah setiap orang di lingkungan rumah, kantor, sekolah, kampus, dan dimanapun dalam kehidupan sehari-hari.


Sumber:
http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/06/sn-30-juni-2008-kenali-tanda-pengenal-plastik-untuk-selamat.pdf
 

--- Nil sine magno labore vita dedit mortalibus ---




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar