Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mengenal Kemasan Plastik

Pasti kita tidak asing lagi dengan pembungkus makanan dari bahan plastik. Tetapi, kita harus lebih teliti dalam memilih dan menggunakan kemasan plastik yang aman dan tidak membahayakan bagi kesehatan kita.
Sebagaimana kita tahu, bahwa bahan pengemas styrofoam atau polystyrene mampu mempertahankan panas atau dingin makanan sehingga disaat kita menyantap makanan tersebut masih enak untuk dinikmati. Selain itu, bahan pengemas tersebut juga praktis, mudah dipergunakan, mudah dibawa, dan juga harganya terjangkau. 
Tetapi selain memiliki nilai manfaat, bahan tersebut menyimpan bahaya bagi kesehatan. Karena, dalam bahan pembungkus ttersebut ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat benzen, yaitu suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh saluran pencernaan. Yang lebih bahaya lagi adalah, benzen tidak dapat dikeluarkan melalui feses maupun urine. Akibatnya, zat benzen semakin lama semakin menumpuk dan terbalut lemak, yang pada akhirnya dapat memicu munculnya penyakit kanker. Bahkan beberapa lembaga dunia seperti World Health Organizations International Agency for Research on Cancer dan EPA (Environmental Protection Agency) telah mengkategorikan styrofoam sebagai bahan carsinogen (bahan penyebab kanker). Kelemahan dari bahan styrofoam yang dapat membahayakan kesehatan adalah bila terkena suhu tinggi maka pigmen styrofoam akan bermigrasi ke makanan. Misalnya, makanan yang baru saja digoreng ditempatkan diwadah tersebut maka suhu minyak yang tinggi akan menghasilkan kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang mudah larut dengan bahan dasar styrofoam, yaitu styrene.
Lalu, bagaimana dengan bahan polystyrene? Sebenarnya, menggunakan polystyrene aman, asal saja kita teliti dalam mencermati bagian bawah pembungkus makanan/minuman. Pada bagian bawah kemasan polystyrene, terdapat tanda pengenal plastik berbentuk segitiga, dimana di dalam segitiga tersebut terdapat angka, dan pada bagian bawah segitiga tercantum nama jenis plastik. Kode/Tanda ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat dan diadposi oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).  Tanda pengenal jenis plastik terbagi menjadi 7 kelompok dan 3 jenis tambahan, yaitu sebagai berikut:

1. PET/PETE (Polyethylene Terephthalate)

Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya, serta tulisan PET atau PETE (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Pengemas jenis ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Bila terjadi sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada pengemas akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (yang dapat mengakibatkan kanker) dalam jangka panjang. Selain itu, Plastik PET juga berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan PET ataupun daur ulang plastik PET karena di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan Antimoni Trioksida, bahan ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasi senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami:
  • Iritasi kulit dan saluran pernapasan,
  • Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, jika melahirkan kemungkinan anak akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
Dan penting untuk diketahui, bahwa mayoritas bahan plstik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60%), di dalam pertekstikan PET biasa disebut dengan polyester dan  sebagai bahan dasar botol kemasan 30%. 
Tanda ini sering dijumpai pada botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang (seperti botol air minum mineral, botol jus, dan bisa dijumpai pada hampir semua botol minuman).
 
2. HDPE (High Density Polyethylene)

Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tercantum tulisan HDPE di bawah segitiga. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Selain itu, juga merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Biasanya dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dll.

3. V/PVC

Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 ditengahnya, serta tercantum huruf V dibawah segitiga. V berarti PVC (Polyvinyl Chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit di daur ulang. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut, karena DEHA ini lumer pada suhu -15 derajat Celcius. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik botol pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati, dan mempengaruhi berat badan.


4. LDPE (Low Density Polyethylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 4 ditengahnya, serta tercantum tulisan LDPE dibawah segitiga. LDPE yaitu suatu plastik tipe coklat thermoplastic atau dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. LPDE sulit dihancurkan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE yaitu:
  • kuat,
  • agak tembus cahaya,
  • fleksibel dan permukaan agak berlemak,
  • pada suhu dibawah 60 derajat celcius sangat resisten terhadap senyawa kimia,
  • daya proyeksi terhadap uap air tergolong baik,
  • akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.


5. PP (Polypropylene)

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 ditengahnya, serta tercantum tulisan PP dibawah segitiga. Karakteristiknya adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. PP lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis ini merupakan pilihan bahan plastik yang terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman (misal: tempat menyimpan makanan, botol minum, dan yang terpenting yaitu baik digunakan untuk botol minum bayi).




6. PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 ditengahnya, serta tercantum tulisan PS dibawah segitiga. PS ditemukan pada tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman secara tidak sengaja. Biasa digunakan sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. PS merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6 pada kemasan plastik, tapi jika tidak tertera bahan ini dapat dikenali dengan  cara dibakar (ini merupakan cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7. O (OTHER)

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tercantum tulisan OTHER dibawah segitiga. Untuk jenis plastik OTHER terdapat 4 jenis, yaitu:
  • SAN (Styrene Acrylonitrile),
  • ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene),
  • PC (Plycarbonate).
  • Nylon.
Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Kedua jenis plastik ini merupakan salah satu plastik yang sangat baik digunakan dalam kemasan makanan maupun minuman. Biasanya SAN terdapat pada mangkuk mixer,pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan untuk ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
Sedangkan PC dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum policarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Jenis PC dapat mengeluarkan bahan utamanya, yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom dalam ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan maupun minuman. Tetapi, ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microware, atau dituangi air mendidih atau air panas.

Dengan adanya informasi terkait jenis kemasan plastik diatas, diharapkan kita:
  • Cermat, teliti, dan bijak dalam menggunakan kemasan plastik, terutama untuk kode plastik 1, 3, 6, 7 (PC) karena memiliki bahaya secara kimiawi. Oleh karena itu, GUNAKAN SEKALI PAKAI.
  • Menggunakan kemasan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN dan ABS).
  • Selain itu, perlu mewaspadai dari penggunaan kemasan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik pada makanan.

Berikut ini beberapa tips aman dalam penggunaan kemasan plastik:
1. Bagi para orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk bayinya:
  • Pilih dan gunakan botol susu bayi yang berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5.
  • Gunakan cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5.
  • Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
  • Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 (PC)
  • Jika penggunaan plastik berbahan PC tidak dapat dicegah, jangan menyimpan air minum dan makanan dalam keadaan panas.
2. Hindari penggunaan botol palstik untuk menyimoan air minum (biasanya digunakan untuk tempat air putih di dalam kulkas), jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2) tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan, dan gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca.
3. Hindari memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
4. Hindari menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.
5. Mencoba untuk memulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan.
6.  Hindari penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan.
7. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
Yang terakhir adalah terapkan, sebarkan, dan ajaklah setiap orang di lingkungan rumah, kantor, sekolah, kampus, dan dimanapun dalam kehidupan sehari-hari.


Sumber:
http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/06/sn-30-juni-2008-kenali-tanda-pengenal-plastik-untuk-selamat.pdf
 

--- Nil sine magno labore vita dedit mortalibus ---




Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Business Process

Definisi
Yaitu suatu kumpulan dari proses yang mendukung proses-proses operasional dalam perusahaan. Proses bisnis berisi kumpulan aktivitas (tasks) yang saling ber-relasi satu sama lain untuk menghasilkan suatu keluaran yang mendukung pada tujuan dan sasaran strategis dari organisasi, dimana urutan kegiatannya divisualisasikan dengan menggunakan flowchart.
Sebuah proses bisnis dimulai dengan TUJUAN MISI dan berakhir denga pencapaian TUJUAN BISNIS. Proses Organisasi ber-orientasi untuk menghilangkan hambatan-hambatan struktural departemen dan mencoba untuk menghindari silo fungsional. Sebuah proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa sub-proses, yang memiliki attribut sendiri-sendiri, yang berkontribusi untuk mencapai tujuan proses. Analisis Proses Bisnis biasanya mencakup pemetaan proses dan sub-proses sampai pada tingkat aktivitas. Proses Bisnis dirancang untuk menambah nilai bagi pelanggan. Hasil dari Proses Bisnis yang dirancang dengan baik adalah berupa peningkatan efektivitas (nilai pelanggan), dan peningkatan efisiensi (berkurangnya biaya perusahaan).

Jenis
Management Process
Yaitu proses yang mengatur operasi dari sebuah sistem. Jenis Proses Manajemen ini termasuk “Corporate Governance” dan “Strategic Management”.
Operational Process
Yaitu proses yang merupakan core business dan primery value stream. Misal: Pembelian, Manufacture, Advertising, Marketing, dan Sales.
Supporting Process
Mendukung core business. Misal: Accounting, Call Center, Technical Support.

Karakteristik
Definability
Order
Cutomer (Pelanggan)
Value Adding (Nilai Tambah)
Embeddedness
Cross-functionally (Lintas-Fungsi)

4 Area Utama Perbaikan Proses

Efektivitas
Efisiensi
Internal Control
Kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan


Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Analisis Proses Sertifikasi ISO-9000 Dengan Business Process Re-Engineering

Judul tersebut merupakan salah satu judul skripsi mahasiswa TI UI. Berikut ini saya mencoba me-review content dari judul tersebut.
ISO  9000 merupakan kumpulan standar untuk Sistem Manajemen Mutu (SMM) atau Quality Management Systems (QMS) yang mencakup dasar-dasar sistem manajemen kualitas. Sebuah perusahaan atau organisasi perlu menerapkan ISO 9000 karena di dalamnya mengatur sistem manajemen mutu yang konsisten dan efisien. Sertifikasi terhadap standar ISO yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi tidak menjamin kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkan, tetapi sertifikasi ini menyatakan bahwa proses bisnis yang dijalankan berkualitas dan konsisten. Dalam rangka upaya perusahaan atau organisasi memperoleh sertifikasi ISO 9000, salah satu metode yang digunakan adalah dengan melakukan Business Process Re-Engineering (BPR).

BPR (Business Process Re-Engineering) merupakan perancangan ulang atas proses-proses bisnis organisasi secara drastis dan radikal, yang bertujuan untuk mencapai peningkatan yang dramatis dalam kinerja bisnisnya dengan melalui inovasi proses atau perencanaan visi strategik, strategi kompetitif baru,  serta pengembangan proses bisnis baru yang mendukung visi tersebut.

Prinsip dalam menjalankan  BPR dalam organisasi/perusahaan adalah:

1.Fokus pada hasi (outcome) bukan pada tugas,
2.Perusahaan membentuk departemen-departemen yang terspesialisasi,
3.Pemrosesan informasi dikelompokkan ke dalam fungsi yang menghasilkan informasi,
4.Sumber daya yang terpisah diperlaukan seolah-olah ter-sentralisasi, 
5.Mengkaitkan aktivitas-aktivitas paralel serta mengintegrasikan hasil-hasilnya, 
6.Aspek-aspek keputusan dihubungkan untuk menyelesaikan tugas dan membangun kontrol
dalam suatu proses, 
7.Informasi diperoleh pada sumbernya.
Sehingga akan diperoleh suatu proses bisnis suatu organisasi yang dimana memiliki proses
yang dapat menghasilkan mutu output atas produk atau jasa yang konsisten sesuai dengan
persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka sertifikasi ISO 9000.
 
Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CLOUD COMPUTING

Definisi Cloud Computing

Istilah ini pertama kali digunakan dalam konteks akademik oleh Prof. Kenneth K Chellapa, yang diperkenalkan pada tahun 1997 di Konferensi Informasi di Dallas sebagai “sebuah paradigma komputasi dimana batas-batas komputasi akan ditentukan oleh dasar pemikiran ekonomi daripada batas teknis”. Penjelasan ini jauh lebih luas dan kurang teknis daripada banyak definisi  yang beredar saat ini, Definisi saat ini, salah satunya dari Wikipedia semua asumsi dari beberapa pengguna internet (atau setidaknya beberapa teknologi internet) untuk  meng-klasifikasikan sebagai Cloud Computing.

Dari  Wikipedia, encyclopedia bebas:
Cloud Computing adalah ungkapan populer yang merupakan kependekan dari aplikasi yang dikembangkan untuk aplikasi rich internet yang dijalankan di internet (cloud). Dalam paradigma Cloud Computing, software yang secara tradisional di-instal pada komputer pribadi dialihkan agar dapat diakses melalui internet. “Cloud Application” atau “ Cloud Apps” ini memanfaatkan data center dan powerful servers  dari host web application dan web services. Yang dapat diakses oleh siapa saja dengan koneksi internet yang cocok dan web browser standar.

Definisi Cloud Computing dari NIST :
Cloud Computing  adalah model untuk memungkinkan convenient, aksees jaringan on-demand untuk share bersama konfigurasi sumber daya komputasi (misalnya: jaringan, server, storage, aplikasi, dan service) yang dapat dengan cepat ditetapkan dan dirilis dengan upaya manajemen minimal atau penyedia layanan interaksi.
Model cloud mendorong kesediaan dan terdiri dari 5 karakteristik penting (on-demand self-service; akses jaringan luas; resource pooling, rapid elasticity, service terukur), 3 model layanan (Cloud Software as a Service (SaaS), Cloud Platform as a Service (PaaS). Cloud Infrastructure as a Service (IaaS) dan 4 model pengembangan (Private Cloud; Community Cloud; Public Cloud and Hybrid Cloud).



Skenario Cloud Computing


Gambar Skenario Cloud Computing
  
IaaS: Infrastructure as a Service
Domain Operasi IT
Memungkinkan organisasi untuk  penambahan kapasitas sumber  atas web sebagai layanan dampak hardware dan sistem operasi
PaaS: Platform as a Service
Domain dari Pengembangan Aplikasi
Digunakan oleh vendor cloud baru dan bercita-cita tinggi
Kemampuan integrasi adalah janju terbesar
SaaS: Software as a Service
Domain pengguna dan bisnis
Departemen IT sering tidak menyadari penggunaan
SaaS juga termasuk konten (sebagai sebuah layanan)
Silang integrasi aplikasi masih terbatas




Keuntungan Cloud Computing


Keuntungan Financial
Biaya dibagi antara users/departments
Biaya menjadi variable
Cloud costs merupakan beban bukan investasi
Keuntungan Vendor
Skala Ekonomi dan ruang lingkup
Standarisasi ekstrim
1 ukuran cocok untuk semua (multi persewaan)
Keuntungan Beyond Cost
Faster time-to-value
Skalabilitas
Embedded konten meningkatkan nilai tambah




Resiko Cloud Computing


Pindah dari Premise Presents Resiko Tinggi 
Vendor yang menangani ini menawarkan:
-Di benua ( in country hosting)
-Private dan community clouds
-Secured IaaS (misal: menggunakan VPN)
-Cloud khusus escrow dan jasa failover
Pelanggan mengatasi resiko ini dengan:
Memperluas manajemen resiko mereka dan termasuk cloud computing di backup, recovery, dan perencanaan dan skenario perlindungan data.
Manajemen pengguna membutuhkan pemikiran ulang
Misalnya: karyawan vs mitra dan pelanggan
Skala dari system cloud
Dalam cloud terdapat masalah besar, satu layanan yang digunakan oleh jutaan pengguna, satu server menjalankan ratusan aplikasi.

Selengkapnya...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) part 1

Quality

Beragam macam definisi dari quality (kualitas). Disini saya mencoba mendefinisikan quality sebagai suatu usaha atau upaya untuk memenuhi atau melebihi harapan dari pelanggan (customer) atas suatu produk atau jasa yang dimana kondisinya dinamis (apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).

Suatu kualitas produk dianggap layak, maka harus memenuhi 8 elemen kualitas, yaitu:
  1. Performance, merupakan karakteristik operasi suatu produk utama, yang menunjukkan seberapa cocok produk digunakan sesuai dengan fungsi pemenuhan kebutuhan.
  2. Features, yaitu ciri atau keistimewaan produk dengan produk lainnya.
  3. Realibility, menunjukkan seberapa lama produk dapat bertahan dari kerusakan (tidak berfungsi bahkan gagal).
  4. Conformance to spesifications, yaitu produk terhadap spesifikasi.
  5. Durability, yaitu daya tahan yang menunjukkan seberapa lama produk dapat digunakan sampai benar-benar tidak dapat digunakan lagi.
  6. Serviceability, yaitu pelayanan keluhan terhadap produk harus memuaskan (meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, dan kemudahan untuk di-reparasi).
  7. Estethic, yaitu daya tarik produk terkait panca indera.
  8. Perceived Quality, yaitu ketepatan kualitas yang dipersepsikan oleh konsumen.


Total Quality Management (TQM)

Didefinisikan sebagai suatu cara/metode pendekatan guna meningkatkan performance secara terus-menerus juga daya saing organisasi yang melibatkan seluruh anggota organisasi dengan menggunakan seluruh sumberdaya yang tersedia yang bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan keuntungan bagi semua anggota organisasi dan masyarakat.
TQM terdapat 4 prinsip utama, yaitu:
  1. Customer Satisfactions, yaitu kualitas suatu produk/jasa suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas kepada pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, semakin besar kepuasan pelanggan.
  2. Respect for People, dimana setiap orang yang berada dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.
  3. Management based on Process and Facts, yaitu setiap keputusan selalu berdasarkan pada data.
  4. Continous Improvement, agar suatu organisasi sukses, maka perlu melakukan perbaikan secara sistematis dan berkesinambungan dengan menerapkan konsep PDCA (Plan-Do-Check-Action).

Cost of Quality (Biaya Kualitas)

Didefinisikan sebagai suatu biaya yang terjadi atau mungkin terjadi karena kualitas produk yang dihasilkan tidak tercapai (tidak memenuhi standar; berkualitas buruk atau cacat) baik meliputi kualitas bahan baku (raw material), kualitas saat process (in process), sampai kualitas barang jadi (finish good).

Biaya Kualitas terdiri dari 4 kelompok, yaitu:
1. Biaya Pencegahan (Preventation Cost), yaitu biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang dihasilkan (meliputi: biaya yang berhubungan dengan perancangan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sistem kualitas). Macam dari biaya pencegahan:
  • Teknik dan perencanaan kualitas, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas yang berkaitan dengan standar rencana kualitas produk yang dihasilkan, rencana pemeriksaan, sistem data, dan rencana khusus untuk jaminan kualitas.
  • Tinjauan produk baru, yaitu biaya yang dikeluarkan pada waktu perancangan produk atau pemilihan proses produksi yang dimaksudkan untuk meningkatkan keseluruhan kualitas produk.
  • Pengendalian proses, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk teknik pengendalian proses.
  • Pelatihan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, penyiapan, pelaksanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan program latihan formal masalah kualitas.
  • Audit kualitas, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan terhadap rencana kualitas keseluruhan.
2. Biaya Deteksi (Appraisal Cost), yaitu biaya yang terjadi untuk menentukan produk atau jasa sesuai dengan persyaratan kualitas. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan sepanjang proses perusahaan (misal: mencegah pengiriman produk yang tidak sesuai dengan persyaratan kepada pelanggan. Macam dari biaya deteksi:
  • Pemeriksaan dan pengujian bahan baku yang dibeli, biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa dan menguji kesesuaian barang yang dibeli dengan kualifikasi yang tercantum dalam list pemesanan (Certified of Analysis untuk bahan baku industri makanan/minuman).
  • Pemeriksaan dan pengujian produk, biaya yang terjadi untuk meneliti kesesuaian hasil produksi dengan standar perusahaan, termasuk meneliti pengepakan dan pengiriman.
  • Pemeriksaan kualitas produk, biaya untuk melaksanakan pemeriksaan kualitas produk dalam proses maupun produk jadi (contoh: uji kadar air produk makanan).
  • Evaluasi persediaan, biaya yang terjadi untuk menguji produk di gudang, tujuannya untuk mendeteksi terjadinya penurunan kualitas produk (contoh: shelflife untuk produk makanan/minuman).



--- Nil sine magno labore vita dedit mortalibus ---

    Selengkapnya...

    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    VIRTUAL OFFICE HOURS (VOHs)

    Technology and Instructional  Communications: Student Usage and Perceptions of Virtual Office Hours (VOHs)

    Berikut ini saya mencoba me-review isi dari jurnal penelitian Internasional yang disusun oleh Jennifer T. Edwards dan Lora Helvie-Malson. Tujuan dari penelitian mereka adalah untuk mengetahui persepsi 81 mahasiswa pasca-sarjana (dari 4 program fakultas) tentang VOHs dari lembaga pendidikan di Texas Tengah. VOHs merupakan suatu media komunikasi yang memudahkan mahasiswa untuk berkomunikasi dengan profesor mereka yang dapat digunakan baik on-campus  maupun off-campus. Penggunaan bentuk media komunikasi yang menjadi fokus pada penelitian ini ada 3 macam, yaitu blackboard e-mail (web framework yang di-adopsi oleh pihak universitas),  instant messanging (Yahoo Instant Messanger), dan e-mail.

    Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat 3 kategori yang muncul dari hasil pengisian kuesioner oleh 81 partisipan (mahasiswa pasca-sarjana dari 4 program fakultas), yaitu:
    1. Kategori mahasiswa yang suka menggunakan VOHs, terdapat 70,8%,
    2. Kategori mahasiswa yang menunjukkan sikap netral terhadap VOHs, terdapat 13,8%,
    3. Kategori mahasiswa yang tidak menyukai penggunaan VOHs, terdapat 15,4%.

    Tanggapan atas keuntungan yang diperoleh mahasiswa yang menggunakan VOHs adalah:
    1. Mudah berhubungan dengan profesor,
    2. Peningkatan kesempatan untuk berkomunikasi dengan profesor (on-hours office maupun off-hour offices),
    3. VOHs lebih nyaman karena mereka tidak perlu komunikasi face-to-face dengan profesor di kantor,
    4. Respon yang segera dari profesor mereka.

    Tanggapan mahasiswa yang menunjukkan sikap netral terhadap penggunaan VOHs berdasarkan alasan sebagai berikut:
    1. Lebih menyukai komunikasi face-to-face dengan professor,
    2. Kendala teknologi (tidak memiliki internet, kesulitan meng-akses internet),
    3. Preferensi berdasarkan lokasi dan jadwal.

    Tanggapan mahasiswa yang tidak menyukai penggunaan VOHs karena:
    1. Lebih menyukai komunikasi face-to-face daripada menggunakan VOHs,
    2. Tidak memiliki akses untuk menggunakan komputer,
    3. Menggunakan VOHs tergantung pada situasi,
    4. VOHs tidak membantu.





    Selengkapnya...

    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    BUSINESS INTELLIGENCE

    Nestle Achieves Global Ecellence with SAP NetWeaver BI and IBM

    Berikut ini menjelaskan secara singkat tentang pembuktian konsep untuk pelaksanaan sistem 60TB SAP NetWeaver Business Intelligence (SAP NetWeaver BI) atas proyek Global Excellence Nestle di seluruh dunia. Dalam proyek GLOBE Nestle, sistem SAP NetWeaver BI memainkan peran strategis karena merupakan titik fokus untuk data proses bisnis beberapa pasar geografis, dan memberikan tampilan secara konsisten yang diperlukan untuk pengambilan keputusan global. Ini merupakan pembuktian konsep yang diselesaikan bersama oleh SAP dan IBM kepada Nestle bahwa sistem besar yang diusulkannya layaj dan dapat memberikan kinerja yang diperlukan oleh Nestle untuk meluncurkan proyek GLOBE.
    Tujuan yang diinginkan oleh Nestle dengan pembuktian konsep atas pelaksanaan sistem 60TB SAP NetWeaver Business Intelligence (SAP NetWeaver BI) untuk proyek GLOBE:
    • Menerapkan end-to-end bisnis yang konsisten yang beracuan pada sistem bisnis dan proses dalam multiple geographies, dengan mengkonsolidasikan sumber SAP BI dalam beberapa data bisnis seperti manufaktur, penjualan, logistik, dan keuangan,
    • Menyediakan alat yang efektif dan berkualitas tinggi dengan menyajikan near real time information yang mampu mendukung pengambilan keputusan bisnis eksekutif melalui perbandingan data aktual dan historis,
    • Meningkatkan kualitas keputusan dengan memungkinkan posisi saat ini dari data historis dan tren pelacakan dalam konteks global.
    Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh Nestle, diantaranya:
    • Database yang besar yang diperkirakan akan melebihi 60 TB,
    • Kemampuan untuk maintain dan protect data 60TB jika terjadi limited distrubtion pada bisnis,
    • Waktu respon pelaporan yang cepat berupa "ad hoc" dengan standart queries,
    • Deployment data baru yang cepat dalam sistem "near real time",
    • Dukungan kobinasi dari tipe workload sebelumnya.
    Solusi yang diberikan oleh IBM untuk mencapai tujuan Nestle terhadap proyek GLOBE, diantaranya:
    • Menggunakan manfaat dari DB2 Database Partitioning Function (DPF) untuk mengelola skalabilitas hig-end dan memberikan bandwith akses data yang sangat bear.
    • Meng-implementasi-kan Tivoli Storage Manager dan Tivoli Storage Manager for Advanced Copy Services (ACS) untuk backup paralel/restore dan disaster recovery untuk compress maintenance windows dan recover time,
    • Menggunakan fungsionalitas visualisasi IBM POWER5 untuk mendukung load profiles dan mendukung antara produksi dan concurrent administration requirements,
    • Menyediakan performa I/O yang berkapasitas besar dengan menggunakan IBM DS8300 dengan fungsionalitas dari IBM FlashCopy untuk mendukung kebutuhan kinerja dan kebutuhan administrasi secara bersamaan.
    Nestle meluncurkan proyek terbesar di dunia yaitu implementasi SAP yang disebut Nestle GLOBE, yang dirancang untuk membuka potensi bisnis Nestle dengan menciptakan dan mengadopsi Global Business Processes yag memungkinkan setiap pasar untuk membuat analisis khusus mereka dan mengambil keputusan secara lokal. Dengan melaksanakan dan menjalankan sistem Business Itelligence dapat mendukung strategi bisnis Nestle. Respisitori ini menggabungkan data konsolidasi data produksi yang diambil dari operasi sehari-hari, dan data penjualan serta data keuangan yang mewakili tren pasar yang dianggap sebagai alat strategis bagi keputusan bisnis informasi dan pengembangan bisnis lebih lankut. Bagi Nestle, Consolidated Data Warehouses dapat dengan cepat menjadi sangat besar. Yang diposisikan sebagai jantung dari strategi, keandalan, skalabikitas, dan pengelolaan solusi yang mendasari sistem ini adalah penting dalam segala hal. Manajemen data merupakan aspek penting dari keseluruhan sistem sebagai peramalan Nestle atas konsolidasi data strategis yang akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.
    Selengkapnya...

    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS